1: Sekelumit Kisah Lampineung: Dari Sawah ke Pusat Pemerintahan
Gunung Sitoli News Sekelumit Kisah Lampineung Gampong Kota Baru lahir akhir 1950-an pasca kemerdekaan, sebagai kawasan perumahan dinas PNS Pemerintah Aceh. Dibangun di atas bekas sawah rawa dan hak erfpacht peninggalan Belanda, kompleks ini mencakup mess PU (sekarang BPKA) dan banyak rumah dinas yang menjadi inti kawasan baru pemerintahan DI Aceh
2: Lampineung di Peta Kota: Strategi Lokasi & Akses Publik
Terletak di Jalan Panglima Nyak Makam, Lampineung menghubungkan Kantor Gubernur hingga Ulee Kareng. Sebagai bagian utama Kecamatan Kuta Alam seluas 70 ha, Kota Baru mencakup lima dusun—dari Tgk. Dibitai hingga Malikul Saleh—menegaskan perannya sebagai poros administratif dan permukiman elit
3: Sekelumit Kisah Lampineung: Jejak Identitas Spiritual Lampineung
Didirikan tahun 1968, Masjid Al‑Badar awalnya permukiman jamaah di Jl. Tgk.Masri Sutan Bandaro. Peresmian oleh Gubernur Ali Hasymi menandai keberadaannya sebagai pusat spiritual Gampong Kota Baru
Baca Juga: Agam Rinjani dan Donasi Brasil untuk Nyawa yang Masih Bisa Diselamatkan
4: Komunitas Aceh Multietnis: Wajah Beragam di Kota Baru
Warga terdiri atas berbagai suku di Aceh—dan sebagian besar keturunan luar Aceh—yang tersebar di lima dusun utama. Keberagaman etnis ini tercermin dalam kegiatan komunitas dan interaksi warga sehari-hari
5: Sekelumit Kisah Lampineung (H.
Kapasitas 7.000 kursi, tanpa lintas atletik, dengan tribune beratap sejak 2018. Selain pertandingan, menjadi venue tes CPNS dan konser musik, menunjukkan multifungsi sosialnya
6: Dinamika Sosial: Adat, Syariat, dan Warga Lampineung
Warga sempat mengeluhkan pelanggaran syariat di sekitar stadion—muda-mudi berkhalwat hingga kurangnya penerangan Jalan Lampineung.
7: Pendidikan & Pemberdayaan: dari TK hingga PAUD Layak Anak
TK Karyawan Kota Baru, berdiri 2015, di bawah PAUD PKK Gampong dengan luas 5.800 m² dan terakreditasi B.
8: Program Gampong & Partisipasi Warga: Hijau, Mandiri, dan Inklusif
Rangkaian kegiatan sosial seperti pelatihan menjahit hijab, posyandu balita-lansia, pemotongan hewan qurban, serta sosialisasi lingkungan & pembentukan koperasi merah putih—menunjukkan semangat komunal dan pemberdayaan warga di Gampong Lampineung
Penutup: Citra Kota Baru—Antara Sejarah dan Modernitas
Lampineung, atau Gampong Kota Baru, adalah kombinasi dari warisan sejarah kolonial, pusat pemerintahan, aktifitas sosial budaya, hingga spiritual dan olahraga. Dari tanah rawa pasca kemerdekaan, kini jadi wilayah strategis multiguna. Identitasnya terus terbangun lewat adat, lembaga masyarakat, dan eksistensi ekosistem si kota baru di Banda Aceh.